Welcome to my blog :)

Minggu, 10 Februari 2013

Si Butut yang Hidup diantara Gemerlap

Akan sangat menyenangkan pergi sekolah mengendarai mobil , pegang HP , sepatu Kets ala Internasional product , Tas Alto dark blue , jam menghias pergelangan , parfum yang dapat membuat siapapun pencimumnya klepek-klepek , beberapa aksessoris yang singgah di sekujur tubuh dan pelukis wajah supaya tampak lebih cantik. Seperti yang dilakukan teman-temanku.


Aku tertawa kecil. memukul kening yang hanya terlihat setengah karena terbalut jilbab di kepala. Tuh kan mulai deh penyakitnya, bercermin pada yang lebih atas! Mataku yang kata orang lumayan asal-asal lihat berbentur pada gerak seorang wanita berusia 35 tahunan di balik jendela. keringat sebiji jagung yang ada pada parasnya sangatlah terlihat memilukan. Sorot matanya yang begitu lemas menatap tepat pada penggorengan di depannya. asap mengitari keberadaannya. sehingga panorama tampak begtu suram. takbisa terbayang seberapa berat ia musti menyangga tubuhnya untuk tetap bertahan membuat umpan bagi si 'uang'.



Aku tertunduk menatap sepasang sepatu lusuh yang sebenarnya black colour. sangking lamanya terpakai benda penuh lubang ini memudar hingga keabuan. sangatlah menyedihkan menatapnya.

Wanita di luar jendela itu sebenarnya cantik
namun tak digubrisnya sedikitpun kelebihan yang dimilikinya
asanya hanya ingin menunjukkan agar tak dipandang sebagai manusia yang seperti sampah
melainkan sosok yang menggenggam kegemilangan
sungguh egois kau Vik !!

kuhembuskan nafasku lepas. saatnya berjuang mengejar cita! Kupikir sekolah bukanlah ajang berkompetisi "pamer harta" melainkan ajang kompetisi keilmuan secara sehat. biarkan teman-temanku tenggelam dalam kemewahan.

aku akan tetap mencoba bertahan untuk tetap melewati kehidupan disetiap episodenya. mencicipi pendidikan sudah amat cukup untukku, apalagi tergabung dalam komunitas sekolah favorit di kota ini tanpa biaya , alias beasiswa. Toh modalku masuk sekolah ini hanyalah otak. sehingga semua mau menghargai keberadaanku.

Yup! Berangkat!
dengan sepatu lusuh, tas, baju sederhana, tanpa poles bibir, tanpa parfum khusus (toh aku bukan penderita burket) yang penting aku bersih dan rapih. itu cukup (tertawa geli)

Berjihad dengan kibaran jilbabku!
eh lupa. sebelum berangkat sekolah harus mempunyai 2 niat. pertama belajar dan selanjutnya jualaaaan *heheheeee... maklumlah ibu selalu membekaliku gorengan disetiap paginya untuk aku promosikan pada teman-temanku. hasilnya lumayan untuk isi perut dan some book sebagai penunjang. heem sebenarnya nggak kebayang seberapa malunya diriku saat menawarkan daganganku kepada teman-teman disetiap penjuru sekolah. karena gorengan adalah makanan yang bisa dibilang bukan tergolong kedalam makanan level mereka. biasalah mereka kan anak orang berada jadi apapun yang mereka inginkan pasti ada. tapi untung sajalah perasaan itu tak paten tertanam di hatiku!

kuniati demi penempuhan hidup
demi ibu, aku, dan masa depan
"Nawaitu..............lillahita'ala"

"bu mana gorengannya ?" tanyaku dengan senyum riang. ibu menoleh. "oh itu dimeja. kali ini dua baskom ya nak ? kamu bisa titipkan satu pada kantin sekolah. kemarin penjual kantin menawarkan pada ibu. ibu ingin hasil kita makin banyak. kebutuhan kita semakin membengkak" aku tersentak. pelan kulirikkan kedua baskom diatas meja. dua baskom?Waduh!! sebaskom aja wajahku sudah tak berbentuk, apalagi double begitu?Glek! "kenapa diam ? kamu keberatan? uhuk...uhuk..." serak suara itu menusuk nurani. apalagi melodi batuk yang merentet. "dasar asap! jangan bikin permataku batuk!" gumamku pada asap yang mengepul.

"oh nggak. siapa yang keberatan? sini biar Vika jualin. dijamin semua bakal habis" tetap dengan senyum. jangan sampai ibu tahu keluhanku.
SREET..
Uffff.. beratttt....!!
dan aku hampir saja terpeleset
"hati-hati, jangan sampai jatuh!"
aku tersenyum. seandainya tadi jatuh, pasti yang ditangisi bukan akunya, tapi gorengan-gorengan ini. Nasib! aku mencoba menahan beban di kedua tanganku. "Vika berangkat ya Bu, Assalamu'alaikum" "wa'alaikumussalam. belajar yang rajin, kau harapan ibu" CUP! satu stempel bibir ibu tepat pada keningnya.

###


siang yang terik... cahaya matahari menggigit kulit... aku berjalan cepat dikoridor kelas sendirian. Melewati kantin memang harus melewati toilet dan beberapa kelas bahasa terlebih dahulu. maka dari itu langkah kudu dipercepat, sebelum kantin sekolah tutup.

PLAK!!
Deg, aku tercengang mendengar bunyi tamparan itu. langkah bebasku seketika diam tak berkutik.
"lu emang cowok gila!!"
"dengar dulu Tria!!"
"halah,.. aku udah muak melihat muka lu yang sok lugu itu!"

Aha! aku tahu, dari toilet.
suara itu bersumber dari toilet. bak detektif Conan, kutangkap acting para lakon yang kebetulan teman dekatku sendiri dari sudut pintu.
"lu nggak cinta ama gue kan? lu cinta sama si Vika kan?"
Fadil diam.
"jawab!"
"gue..."
"lu jangan banci, sekarang ngaku!!"
"yaa gue emang cinta sama Vika!"
Tria terbelalak.
"lu emang kurang ajar. ini sama aja lu ngelecehin gue. lu liat dia kan? dia itu kere. dia tuh penjual gorengan, dia tuh miskin, ngapain lu ngelirik dia? mata lu udah buta ya?"
"cukup! dia emang jauh dibandingkan dengan siswa lain. tapi dia itu wanita yang tegar. dia pinter, dia juga baik. dan gue fikir dia jauh lebih baik dari semua cewek disekolahan ini. gue baru sadar, kalu dia wanita yang sempurna."
"tapi lo nggebetin gue!"
"Dulu, tapi sekarang gue mau putus! gue capek dengan gaya lu yang manja dan sok sombong itu."

Mending aku lari.........!!
aku berhenti dibalik dinding kelas. mengatur nafas yang terengah-engah.
Yaa Allah.....
kenapa namaku disangkut-sangkutin?
apa salahku?
perlahan kurasakan mataku berat. kristal bening tiba-tiba saja mengalir..
keterlaluan
setega itu dia menghinaku..
aku tahu aku miskin, dia lebih kaya. tapi haruskah diungkapkan sekasar itu?
ah dasar cengeng!
anggap saja angin lalu! BERES!

Tapi satu tanda tanya besar singgah diotakku. Fadil menyukaiku?
"lho, Vika ngapain disini?" muncul pak Marno, penjaga kantin dari sisi kananku.
"eh, pak marno?"
"oh iya, ini uang gorenganmu. semuanya tigapuluh ribu. salam yaa buat ibu kamu. besok nggak usah kirim. bapak mau pulang kampung. tapi nggak lama ko. cuma dua hari. nanti kalu bapak udah balik boleh titip lagi. bapak pergi dulu ya!"
aku mengangguk.


###


Sekarang harus pulang!
beberapa mobil teman-teman pada ngacir. debu dihalaman sekolah berterbangan memasuki koridor mataku. aku merasakan mataku pedas dan berair. Duh, Kelilipan!
sudah biasa tak ada teman yang menawariku. maklum, Jakarta, individualistiknya tinggi.
"Vik pulang yuk!"
samar-samar kulihat mobil melintas di hadapanku. posisi mataku masih tetap mengucek mata.
"Tapi Dil?"
"Udah naik aja!"
sudah kelima kalinya mantan ketua OSIS ini mengajakku pulang bareng. Lumayan, panas-panas gini dapet tumpangan gratis hehehe...
aku mengangguk, namun ketika aku hendak naik.
"hei, ada cewek matre! nggak punya malu! ngerayu cowok orang! kalu udah liat mobil mewah, matanya langsung ijo!! Bintang pelajar, tapi bawaannya ngiler kalo ama barang mewah! malu-maluin tau nggak!"
aku tersentak.
dibelakang mobil ada Tria CS.
"Tria, jaga mulut lo! Udah Vik, jangan digubris, ayo naik!"
"He, kalo lu naik berarti lu bener-bener cewek matre"
aku sudah nggak tahan. kularikan kakiku cepat. tak peduli teriakan dari Fadil yang terus memintaku tak mengubris Tria. yang pasti hari ini aku ingin menangis dipelukan ibu.


###


malam ini aku mengadu...
ternyata ketegaranku masih begitu lemah,
mendengar ejekan seperti ini saja aku marah..
tak ada apa-apanya dengan perjuangan Rosulullah menyebarkan islam..
biarkan semua tenggelam...
kutah ingin mengingatnya kembali. Yaa Allah!
kuatkan hambamu ini, amiiin...


###


ku lap sepatu lusuhku. minggu pagi memang jadwal untuk bersih-bersih barang-barang sekolah. meskipun barang yang aku bersihkan tetap saja menyedihkan.
Duh, parah sekali sepatuku.. kena penyakit kompilasi.
Kalu tasku, mmm... lumayan.
kalau punya teman-teman pasti pada kinclong. pada beli mode in luar negeri. Lubang dikit udah diganti. alah... biar aja, uang mereka kan banyak. aku inikan cinta tanah air, suka ama produk dalam negeri, alias pasar loak. hehee.....
SRETTT....!! tiba-tiba peristiwa dua hari lalu terbayang lagi.
saat Fadil mendatangi kelasku saat jam istirahat. dia mau minta maaf atas tragedi kelabu disiang bolong itu.
"Vik, maafin aku ya...!"
aku yang culun hanya tersenyum kecil. "ngapain juga minta maaf? kamu nggak salah kok"
"mmm... nanti malam kamu ada acara nggak?" tanya lelaki tampan itu
"ada, kenapa emang?"
raut mukanya mendadak kecewa.
"padahal aku ingin ajak kamu nonton"
aku ingin ketawa. ternyata cowok ini kalo CARMUK gini ya?
"sorry, aku harus bantuin ibu. biasalah... menggoreng-goreng. heheeeee.."
Fadil mengangguk. "boleh aku kerumahmu?"
"eh, jangan aku malu..."
"nggak perlu malu.."
"jangan ah, please, lain kali aja. pleaseeeee... aku nggak siap nih!!"
Lagi Fadil mengangguk, namun kali ini diiringi dengan senyum.
"Vik, aku mau ngomong serius ama kamu"
Doeng!! Gawaaaaat!
jangan-jangan nih anak mau....
"Aku suka sama kamu"
Tuh kan bener !! MATI aku !! Ketembak!
"kamu....mau.... ne..nerima cinta...ku?"
wajahnya merah padam. bibirnya juga gemetar. kalau aku ingat, rasanya ingin tertawa sepuas mungkin.
"Dil, aku menghargai perasaan kamu itu. tapi, waktuku habis untuk perjuangan hidupku sendiri. kamu paham kan bagaimana keadaanku? aku nggak bisa memikirkan hal-hal yang bagiku mungkin tak terlalu penting. sekolah saja aku masih kembang kempis. bagaimana mungkin aku melakukan hal sepele seperti pertanyaanmu barusan. yang kupikir hanya satu. aku bisa berhasil. Itu saja. selama harapan itu belum terwujud, aku nggak bisa bermain cinta sebagaimana teman-teman. aku hanya ingin sekolahku selesai. Dan itu butuh perjuangan berat."
Fadil menunduk dalam.
"maaf Dil, bukannya aku nggak suka sama kamu. cuma kupikir ini bukan saatnya. aku masih berada dimedan perang. Jadi... kumohon mengertilah.. kita berteman saja ya?"
Fadil pasrah... wajahnya dipaksakan untuk tersenyum "ya, aku faham"
"makasih" jawabku datar
hahaaaa...!!!! persis adegan sinetron saja! boro-boro main asmara, sekolah aja megap-megap. tapi jujur, sebagai remaja normal, aku juga rada-rada suka sama dia. Eh hush! ngomong apaan sih aku?!!
sejak itu Fadil jadi teman dekatku. nggak peduli celotehan teman-teman yang bilang kalo aku cewek matre, ngeruk harta orang, atau KKN (Keren Keren Nebeng). yang pasti aku nggak seperti itu, biarin anjing menggonggong yang penting nggak gigit!! Heheeeee......


###


dan setelah kejadian itu aku mendapatkan sekotak hadiah dari ibu. sebuah kotak yang terbungkus rapi diatas meja dengan pita ping diatasnya. sayang rasanya untuk merusak kertas kado itu tapi yang ingin ibu berikan bukanlah kertas kado itu, melainkan isi dari si kotak. kubuka perlahan dengan tujuan tak ingin merusak kertas kado itu dan kubuka kotaknya.
"kau suka?" ujar ibu
aku terkejut dengan isi dari si kotak, SEPATU!! ya sepatu yang selama ini aku inginkan dan aku dambakan "suka bu, terimakasih"
"maaf ibu terlambat memberikan benda yang benar-benar kau butuhkan ini" suaranya gontai. sedikit air mata keluar perlahan dan semakin deras.
akupun tak tertahan untuk tidak mengeluarkan air mata ku.
"ini dari keringatmu sendiri. tiap kali habis jualan, ibu selalu menyisihkan untukmu. karena kau juga turun keringat, capek juga malu. ini milikmu nak. ini hasil keringatmu. makanya ibu belikan sepatu baru. karena sepatumu... sudah tak layak pakai." lagi-lagi ibu memujiku
"selamat kau telah menjadi pejuang yang handal. ibu tahu, kau meraih gelar bintang pelajar selama ini. tapi maaf hadiahnya baru sekarang..." air matanya terus bercucuran.
"kau rela mengeluarkan air matamu, ketika teman-temanmu mengejekmu. kau begitu tegar nak. namun segalanya tak mengurangi semangatmu untuk hidup sukses. kau permata ibu nak... biar saja mereka bilang kau miskin, toh pada hakikatnya kau lebih kaya dari mereka. kau bisa mendapatkan sesuatu yang berharga dari jerih payahmu sendiri. mereka kaya tapi tak pernah bisa mengerti betapa berharganya perjuangan, meski setahun demi setahun namun itulah yang terbaik. Allah menghargai proses..sekarang cobalah"

kugapai benda yang harus siap menmani perjalananku dalam hidup. tak lama.. hanya beberapa tahun saja.. heheeee...
Sorry shoes!! bukan maksud aku menyiksamu, cuma ini konsekuensinya.
But, don't worry, kamu bakal aku rawat sebaik mungkin.
pas banget dengan ukuranku. kedua kakiku seperti berpijak pada kasur. Habis sepatunya empuk, hangat dan tebal. mungkin kakiku masih shock kali. hahaaa

Duh, Vikaa... kereeeeeeeeeeeeeeennnnnn.........!
aku melompat, berputar dan berlari, menari denga gaya bebas.


segalanya memang butuh proses.
bahkan Tuhan-pun menghargai proses.
Proses perjuangan yang gigih , kemudian dibalik kesungguhan.
sebuah mutiara siap menanti!!
Trimakasih yaa Allah!!
Trimakasih Ibu!!
Dan Trimakasih gorengan!! hehehe....
Akulah si butut yang hidup diantara gemerlap!!***


2 komentar:

Unknown mengatakan...

Jadi penulis mah bisa kali Wan? hehe oya ini lagu judulnya apasi? enak juga dengernya haha :D

Unknown mengatakan...

ehehe ini juga cuma iseng :D amin deh~ Grenade-Bruno mars :)) thx udah visit