Kampus merupakan miniatur bernegara. Setiap orang berhak
menjadi siapa di kemudian hari. Melalui berbagai organisasi yang ada di kampus,
mahasiswa bisa mengasah kemampuan dan karakternya. Karakter tersebut akan
muncul dan terbentuk dari lingkungan dan pergaulannya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa merupakan garda
terdepan bangsa dalam kemajuan bangsa. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa
sejarah bangsa-bangsa di dunia juga tidak pernah menepiskan peran para
mahasiswa. Namun pada dewasa ini seringkali terjadi bentuk persepsi yang salah
pada masyarakat awam ketika melihat bentuk-bentuk perjuangan yang dilakukan
oleh mahasiswa, inipun terjadi seringkali karena kurang imbangnya pemberitaan yang
dilakukan oleh media massa. Hal ini kemudian memberikan pandangan negatif
terhadap orang tua yang memiliki anak yang akan masuk kuliah atau yang sedang
kuliah. Seringkali mereka mewanti-wanti agar anaknya tidak ikut-ikutan
organisasi di kampus yang nanti malah mengganggu kegiatan kuliahnya.
Berbeda dengan Patih, nama lengkapnya Patih Rajahasta (21
tahun) yang lahir di Bandung, 8 Oktober 1994. Mahasiswa tingkat akhir di
Poltekkes Kemenkes Bandung yang mengambil jurusan D4-Analis Kesehatan ini
merupakan mahasiswa yang mengabdikan dirinya kepada organisasi tanpa melupakan
kewajibannya sebagai pelajar, tentunya dengan dukungan dari kedua orang tuanya.
Pengakuan Patih, “Orang tua mendukung, pesan
mereka yang penting kuliahnya lancar dan harus aktif di kampus walaupun sempat
dimasa sibuk pergi pagi pulang hampir pagi”
Sejatinya kita harus
menyadari keberadaan seseorang disekitar kita, mereka akan mendukung kita saat
apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang positif. Namun sekali lagi dalam
berorganisasi salah satunya diajarkan cara lobi. Lobi merupakan hal yang tidak
dapat diraih di universitas. Sebagai organisator, Patih berasumsi bahwa “Dalam
organisasi, saya jadi bisa melakukan hal yg mungkin belum tentu didapatkan
didalam kelas dan itu memberikan peluang demi peluang untuk saya menggali
potensi diri’.
Dari intermezzo di atas bisa kita asumsikan bahwa
berorganisasi bisa menjadi batu pijakan untuk mencapai masa depan. Banyak
teman, banyak inspirasi dan perspektif baru juga jadi penyemangat kuliah bagi
diri sendiri meskipun kejar-kejaran dengan deadline antara tugas kuliah dan program
kerja tapi disana mungkin letak adrenalinnya, namun dengan berjalannya waktu keduanya
dapat terselesaikan, dibanding kuliah saja dan tidak mendapat apa-apa. Kenapa tidak
dicoba jika bisa dapet keduanya?
Bagi para mahasiswa kupu kupu
(Kuliah-pulang-kuliah-pulang) berorganisasi menjadi momok yang menakutkan,bisa
jadi sudut pandang mereka berbeda dalam menilai sebuah organisasi, berbeda dengan
mereka yang memang kupu kupu untuk istilahnya bekerja memenuhi kebutuhan sehari
hari atau membantu keluarga, bisa dikatakan mahasiswa seperti ini lebih tahan
banting daripada mahasiswa yang lain termasuk organisatoris, apalagi bagi
mereka yang memang kuliah membiayai diri sendiri, mereka tidak pernah setengah
setengah dalam hal apapun.
Patih Rajahasta merupakan mahasiswa
yang aktif berorganisasi, dan untuk saat ini dia di amanahkan sebagai Ketua
Umum DPP (Dewan Pengurus Pusat) IMATELKI (Ikatan Mahasiswa Teknologi
Laboratorium Medik Indonesia).
“Hampir setiap weekend terpakai dengan
program kerja. Jadi pagi-sore kuliah, sore-malam urusan organisasi, malam-pagi
istirahat dan jangan tinggalkan kewajiban J
resikonya jadwal hangoutnya berubah jadi jam 9-10 keatas. Ngga ada waktu
travelling, jadi kalo ada kegiatan diluar kota baru bisa bertugas sekalian
liburan. Nikmati saja prosesnya, tidak akan jenuh. Bahkan sampai saat harus
kejar-kejaran dengan waktu saya masih diluar kota dan besoknya ujian, ini
terulang dua kali. Sampai rumah pagi dan langsung ke kampus. Tapi bukan suatu
hal buruk, banyak cerita dan perjuangannya, disitu seru pokoknya hehehe”
ulasnya panjang dan lebar.
IMATELKI adalah
organisasi independen, berdiri sendiri dengan rasa juang yang tinggi untuk
memajukan profesi Analis Kesehatan itu sendiri. Kekeluargaannya adalah sesuatu
yang beda dari IMATELKI, dimana alumninya yang terikat dan masih semangat
memberi kontribusi atas kegiatan yang akan diselenggarakan, kegiatan yang
dilaksanakan tidak hanya terfokus pada program kerja melainkan memberikan
peluang untuk mengembangkan diri seperti pelatihan kader dan lainnya, apalagi
dengan pengurusnya yang lebih banyak per regional, jadi merasa lebih banyak
saudara.
Pimpinan organisasi mahasiswa
Analis Kesehatan ini bersua, “Pemimpin yang baik adalah yang meneladani
pemimpin dan tokoh terbaik sepanjang sejarah. Namun tentunya pemimpin yang baik
itu yang bisa memimpin dan dipimpin”
“Generasi muda tidak
hanya meneruskan perjuangan, tapi merubah yg buruk menjadi lebih baik, sebagai
tunas muda yang tentunya akan dituai di hari nanti. Makadari itu perlu bekal
dari sekarang kita tentukan akan jadi bibit seperti apa kita sekarang. Jadilah
mahasiswa yang tidak hanya puas di ruangan kelas karena ketika kalian kerja
nanti bisa jadi ruangan itu lebih sempit. Maka perbesarlah itu dari sekarang
saat jadi mahasiswa” tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar