Welcome to my blog :)

Senin, 05 September 2016

Aktivis Harga Mati bagi Mahasiswa



 

Kampus merupakan miniatur bernegara. Setiap orang berhak menjadi siapa di kemudian hari. Melalui berbagai organisasi yang ada di kampus, mahasiswa bisa mengasah kemampuan dan karakternya. Karakter tersebut akan muncul dan terbentuk dari lingkungan dan pergaulannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa merupakan garda terdepan bangsa dalam kemajuan bangsa. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa sejarah bangsa-bangsa di dunia juga tidak pernah menepiskan peran para mahasiswa. Namun pada dewasa ini seringkali terjadi bentuk persepsi yang salah pada masyarakat awam ketika melihat bentuk-bentuk perjuangan yang dilakukan oleh mahasiswa, inipun terjadi seringkali karena kurang imbangnya pemberitaan yang dilakukan oleh media massa. Hal ini kemudian memberikan pandangan negatif terhadap orang tua yang memiliki anak yang akan masuk kuliah atau yang sedang kuliah. Seringkali mereka mewanti-wanti agar anaknya tidak ikut-ikutan organisasi di kampus yang nanti malah mengganggu kegiatan kuliahnya.


Berbeda dengan Patih, nama lengkapnya Patih Rajahasta (21 tahun) yang lahir di Bandung, 8 Oktober 1994. Mahasiswa tingkat akhir di Poltekkes Kemenkes Bandung yang mengambil jurusan D4-Analis Kesehatan ini merupakan mahasiswa yang mengabdikan dirinya kepada organisasi tanpa melupakan kewajibannya sebagai pelajar, tentunya dengan dukungan dari kedua orang tuanya.
Pengakuan Patih, “Orang tua mendukung, pesan mereka yang penting kuliahnya lancar dan harus aktif di kampus walaupun sempat dimasa sibuk pergi pagi pulang hampir pagi”

Sejatinya kita harus menyadari keberadaan seseorang disekitar kita, mereka akan mendukung kita saat apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang positif. Namun sekali lagi dalam berorganisasi salah satunya diajarkan cara lobi. Lobi merupakan hal yang tidak dapat diraih di universitas. Sebagai organisator, Patih berasumsi bahwa “Dalam organisasi, saya jadi bisa melakukan hal yg mungkin belum tentu didapatkan didalam kelas dan itu memberikan peluang demi peluang untuk saya menggali potensi diri’.

Dari intermezzo di atas bisa kita asumsikan bahwa berorganisasi bisa menjadi batu pijakan untuk mencapai masa depan. Banyak teman, banyak inspirasi dan perspektif baru juga jadi penyemangat kuliah bagi diri sendiri meskipun kejar-kejaran dengan deadline antara tugas kuliah dan program kerja tapi disana mungkin letak adrenalinnya, namun dengan berjalannya waktu keduanya dapat terselesaikan, dibanding kuliah saja dan tidak mendapat apa-apa. Kenapa tidak dicoba jika bisa dapet keduanya?

Bagi para mahasiswa kupu kupu (Kuliah-pulang-kuliah-pulang) berorganisasi menjadi momok yang menakutkan,bisa jadi sudut pandang mereka berbeda dalam menilai sebuah organisasi, berbeda dengan mereka yang memang kupu kupu untuk istilahnya bekerja memenuhi kebutuhan sehari hari atau membantu keluarga, bisa dikatakan mahasiswa seperti ini lebih tahan banting daripada mahasiswa yang lain termasuk organisatoris, apalagi bagi mereka yang memang kuliah membiayai diri sendiri, mereka tidak pernah setengah setengah dalam hal apapun.

Patih Rajahasta merupakan mahasiswa yang aktif berorganisasi, dan untuk saat ini dia di amanahkan sebagai Ketua Umum DPP (Dewan Pengurus Pusat) IMATELKI (Ikatan Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik Indonesia).

Hampir setiap weekend terpakai dengan program kerja. Jadi pagi-sore kuliah, sore-malam urusan organisasi, malam-pagi istirahat dan jangan tinggalkan kewajiban J resikonya jadwal hangoutnya berubah jadi jam 9-10 keatas. Ngga ada waktu travelling, jadi kalo ada kegiatan diluar kota baru bisa bertugas sekalian liburan. Nikmati saja prosesnya, tidak akan jenuh. Bahkan sampai saat harus kejar-kejaran dengan waktu saya masih diluar kota dan besoknya ujian, ini terulang dua kali. Sampai rumah pagi dan langsung ke kampus. Tapi bukan suatu hal buruk, banyak cerita dan perjuangannya, disitu seru pokoknya hehehe” ulasnya panjang dan lebar.

IMATELKI adalah organisasi independen, berdiri sendiri dengan rasa juang yang tinggi untuk memajukan profesi Analis Kesehatan itu sendiri. Kekeluargaannya adalah sesuatu yang beda dari IMATELKI, dimana alumninya yang terikat dan masih semangat memberi kontribusi atas kegiatan yang akan diselenggarakan, kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya terfokus pada program kerja melainkan memberikan peluang untuk mengembangkan diri seperti pelatihan kader dan lainnya, apalagi dengan pengurusnya yang lebih banyak per regional, jadi merasa lebih banyak saudara.

Pimpinan organisasi mahasiswa Analis Kesehatan ini bersua, “Pemimpin yang baik adalah yang meneladani pemimpin dan tokoh terbaik sepanjang sejarah. Namun tentunya pemimpin yang baik itu yang bisa memimpin dan dipimpin”

“Generasi muda tidak hanya meneruskan perjuangan, tapi merubah yg buruk menjadi lebih baik, sebagai tunas muda yang tentunya akan dituai di hari nanti. Makadari itu perlu bekal dari sekarang kita tentukan akan jadi bibit seperti apa kita sekarang. Jadilah mahasiswa yang tidak hanya puas di ruangan kelas karena ketika kalian kerja nanti bisa jadi ruangan itu lebih sempit. Maka perbesarlah itu dari sekarang saat jadi mahasiswa” tutupnya.

Tidak ada komentar: