Welcome to my blog :)

Jumat, 14 Juni 2013

Menanti Hujan

Suhu malam di Tangerang tak seperti biasa, rendah menusuk tulang. Menjalar dan merogok memaksa masuk dalam kehangatan rangkulan sang rembulan. Perlahan jemari menari memanggil selembar kain yang bertengger diatas bantal, yap bantal yang sedari tadi meminta pijatan disetiap sisinya. Mata tak lepas memandang lurus menatap sebongkah batu berkilau dilangit, perlahan buram, perlahan kelabu, perlahan hilang, dan lenyap! Mata yang sedari tadi menarik kelopak menutupi bola mata seketika terbelalak, terperanjat menyongsong badan yang mulai mati rasa. Mencari-cari apa yang sedang dibutuhkan, mengorek rasa ketidak yakinan atas malam yang kehilangan sinarnya, atas kesendirian yang kehilangan motivasi. Sebuah kenikmatan. Melamun.



Penantian bukanlah hal yang mudah, bahkan bisa diibaratkan bagai diri mendaki tebing tanpa tali tanpa pengaman. Untuk mencapai puncaknya bukanlah hal yang mudah karena tingginya rasa takut yang dimiliki. Namun tak seharusnya ketakutan itu meluluh lantahkan tujuan kita. Jadilah seperti elang. seperti yang digambarkan kak Oka dalam novelnya "Persis! Itu penjelasannya kenapa elang tak pernah takut hidup. Karena hidup penuh dengan jatuh. Elang tak pernah takut jatuh karena dia tak pernah takut ketinggian - Ayah Lahang #12menit" *bayangkan *rasakan

Apapun bentuknya, jadikanlah masalah sebagai sahabat. Karena dengan masalah kita bisa menjadi lebih dewasa, bukan hanya kedewasaan yang kita dapat, namun kebahagiaan yang juga akan kita raih sebagai hadiah kehidupan namun tetap berada dijalan yang lurus. Pasti!

Malam ini tak kusangka, tak kuduka perlahan air jatuh dari atap tak bertiang itu. Bersyukur pada sang Kuasa dengan apa yang telah diciptakan, dengan keajaiban yang telah dilahirkan dan dengan mimpi semua bisa terwujud. Jatuh sedikit demi sedikit namun pasti adanya. Jatuh tepat berada di punggung tanganku, Tersadar dari lamunanku. segera kubangkitkan badan ini. ku kokohkan kaki ini dan kedua tangan yang membantu bangkit dengan cekatan menghindar serangan ribuan bahkan jutaan tetesan itu dan masuk kedalam tempat peristirahatan yang nyaman. Tempat yang penuh dengan apa yang aku butuhkan, tempat yang bisa membangkitkan gairah hidupku, tempat yang menghangatkan dan membuatku lupa atas lamunanku, yah kamar tidurku. Tempatku berkeluh kesah tentang penantianku terhadap hujan yang selalu kunantikan.



Tidak ada komentar: