Welcome to my blog :)

Jumat, 12 Juli 2013

Waktu 'memang' (Tak benar-benar) telah terlewat

Saat jam terus bekerja, berputar pada porosnya. Seolah mencari si '13' yang entah kapan bisa ditemukan. Ketika itu, apa dan bagaimana kehidupan kita tidak bisa terulang. Tapi, sadarkah? jika kesempatan itu pasti ada dan akan melekat dalam kepribadian sang pemimpi. Menguras laut adalah hal yang mustahil. namun, percayakah jika semua itu mungkin? Tuhan menghargai proses, hasil hanya sebagian hadiah yang akan kita dapat jika jalan kita tetap berada ditol, bukan dikubangan. Lakukan perlahan dengan giat dan tepat. Dan ingat, waktu tak akan pernah berhenti. Seperti Izroil yang tak akan menunggumu bertaubat untuk mencabut nyawamu. Taklukan waktu sebelum dirimu hancur oleh sang waktu.

Pernahkah terbesit dalam fikiranmu jika apa yang telah kau lakukan telah terlewat? Takpernah! Disetiap sudut jarum sang waktu telah ada takdir yang menyertai kita dan akan jatuh digenggaman kita. Bukankah itu hal yang bodoh jika kita hanya hanya terdiam menunggu hujan salju di tengah padang pasir? ubahlah sesuai dengan kemampuanmu. Kadang aku berpikir merasa sendiri, benar-benar sendiri, tanpa Tuhan ataupun teman. orang-orang disekitarku seolah kerikil. Hanya figura yang tak selesai terukir. Itu kiasan saat aku seperti pasir diantara planet disekitarku. Namun Lihat sekelilingmu, kau tak akan pernah benar-benar sendiri. Tuhan dan orang tua selalu 'number one' untuk memotivasimu. Sahabat dan orang spesial pasti ikut serta dalam kebahagiaanmu.

-My Volt-

Jika kalian memiliki harapan untuk hidup seribu tahun lamanya didunia ini. maka aku akan berharap kehidupan seribu tahun kurang satu hari agar aku tak pernah merasa hidup tanpa mu. Hidup itu mengerikan, saat aku tak punya, saat aku tak memiliki, saat tak ada sahabat seperti kalian. Saat aku berada disuatu keadaan antara gelap dan terang, antara sendiri dan bersama kalian. Aku akan memilih jalan bersama kalian dalam gelap daripada aku harus jalan sendiri dalam terang. Aku lebih berani dari pada yang kamu percayai, lebih kuat dari pada yang kamu lihat, dan aku lebih pintar dari pada yang kamu pikir. Tapi satu hal, aku terlalu rapuh untuk berdiri tanpa kalian. Kalian segalanya dalam buku kehidupan. Kalianlah guru sesungguhnya untuk tawa dan tangis ku. Banyak saksi untuk kesetiaan kita, setiap sudut lantai mengiringi sang waktu. Tak memandang bulu, kita adalah seseorang yang berpendidikan. dimana kita bisa membenci musuh-musuh kita, namun tak hanya itu. Tapi kita juga bisa membenci teman-teman kita saat waktu mengizinkan. Kalian tahu kenapa aku percaya jika kalian memang teman-temanku? kalian sahabat-sahabatku? Itu karena kalian adalah orang-orang yang percaya padaku disaat aku sudah tak percaya pada diriku sendiri. Terima kasih atas goresan tintanya. Ini akan jadi cerita kita untuk penerus kita nanti.

Ada saat untuk berjumpa dan ada saat untuk berpisah. Berpisah bukan awal kesedihanmu, berpisah bukan ujung dari anganmu. Lihat sekelilingmu, ada dia yang sebenarnya memperhatikanmu. Jangan tutup hatimu hanya karena 'dia' yang telah hancurkan harapanmu. Buka lebar-lebar untuk dia bahkan mereka yang meminta kasihmu, yang meminta perhatianmu. Saat fikiran kita tertuju pada sepion kehidupan. Hempas dan bantingkan fikiran itu. semuanya hanya memperburuk suasana. jangan pernah merasa jika kamu ingin memperbaiki hubunganmu dengan 'dia', masalalumu. Semua akan berjalan mulus dengan beribu janji dan ikatan antara kalian. Apa kamu sadar? jika itu hanya seperti vas yang pecah. Dan saat kamu ingin menyatukannya kembali dari awal, semua tak akan seperti semula. masih ada cacat disetiap sisinya.

Aku sadar jika masih banyak orang yang menginginkan kasihku, menginginkan perhatianku. Karena sekarang aku tahu jika dia yang memang selama ini ada disaat aku terjatuh. Disaat aku hancur karena 'dia'. Teman lama memang cermin yang nyata. Aku percaya jika waktu 'memang' (tak benar-benar) telah te(r)lewat.